Pada postingan
sebelumnya saya membahas salah satu kuliner khas Banyumas yaitu mendhoan. Kali ini,
masih dari wilayah pesisir selatan Jawa Tengah ini, saya akan mengulas sedikit
tentang kripik. Apa hubungannya Mendhoan dengan Kripik?. Selain terkenal dengan
Mendhoannya, di wilayah Kabupaten Banyumas Juga terkenal dengan kripiknya.
Bahkan, beberapa kalangan pernah mengusulkan agar Kripik sebagai ikon kuliner
Kabupaten yang terkenal dengan bahasa ngapaknya ini. Namun, kemungkinan karena
jumlah kuliner asli Banyumas yang banyak, usulan Kripik sebagai ikon kuliner
Banyumas berlalu begitu saja. Malah, di beberapa luar daerah, Banyumas terkenal
dengan Mendhoannya.
Sepeti halnya
mendoan, Kripik juga berbahan dasar tempe. Hanya saja, mendoan bisa bertahan sekitar
satu hari saja, sedang kripik mampu bertahan hingga satu bulan. Proses
pembuatan kripik sebenarnya juga mudah, namun proses pengirisan tempe dengan
bentuk yang tipis ini yang tidak dimiliki oleh semua orang. Di samping itu,
biasanya Kripik dibuat dari tempe yang dibungkus dengan plastik yang ukurannya
lebih tebal. Ini berbeda dengan Mendhoan yang dibuat dari tempe dengan bungkus
daun pisang sebagai ciri khas Mendhoan Banyumas.
Dari beberapa penjual
Kripik di Purwokertoa, saya mendapatkan informasi mengenai cara memasak Kripik.
Bahan-bahan untuk membuat kripik antara lain:
- Tempe berbungkus plastik yang diiris tipis
- Tepung terigu
- Tepung beras
- Garam
Cara memasaknya,
pertama-tama siapkan adonan tepung terigu yang dicampur dengan tepung beras
secukupnya. Setelah itu masukan tempe yang diiris tipis itu ke dalam adonan.
Gorenglah tempe yang sudah dimasukkan ke dalam adonan dengan minyak yang banyak
hingga tempe tersebut keras dan kering jika sudah dihidangkan.
Jika sobat ingin
mencicipi kuliner yang satu ini, silahkan mampir saja di sentra pembuatan kripik
yang terletak di daerah Sawangan, tepatnya di sebelah barat alun-alun
Purwokerto (ibu kota kabupaten Banyumas). Di tempat ini, berjejer toko-toko
yang membuat dan sekaligus menjual kripik tempe khas Purwokerto tersebut.
No comments:
Post a Comment