Kuliner Tradisional Mendhoan Banyumas

Posted on


Jika sobat mampir ke Purwokerto, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan tradisional yang satu ini. Ya, namanya mendhoan. Mendhoan atau mendo istilah warga Banyumas dan sekitarnya, adalah sejenis makanan yang berasal dari bahan baku tempe. Yang sering dijumpai di luar Banyumas biasanya tempe dalam kemasan plastik. Namun, tempe yang disebut mendhoan di sini adalah tempe yang dibungkus dengan daun. Biasanya daun pisang. Mendhoan berasal dari kata Mendho yang berarti setengah matang atau lembek. Dalam penyajiannya, mendhoan memang selalu dihidangkan dalam kondisi setengah matang dan panas.

Cara memasak makanan yang satu ini pun terbilang mudah. Hanya kemiri, bawang putih, ketumbar, garam, dan sedikit tepung. Setelah bumbu siap lalu digoreng langsung dengan minyak yang banyak dan panas.  Jika kondisinya sudah setengah matang, tempe harus segera diangkat dari wajan sebelum warnanya kuning kecoklatan. Tempe mendhoan paling enak disajikan dan disantap panas-panas. Karena itu, paling enak beli tempe mendhoan yang langsung kita santap setelah digoreng penjualnya. Bila sudah dingin bisa dibilang bukan tempe mendoan lagi namanya.

Untuk dapat mencicipi mendhoan, sobat tidak perlu repot-repot mancarinya. Sebab, hampir di setiap warung makan di Purwokerto menyajikan tempe mendoan. Hanya saja, jika ingin menikmati makanan ini, lebih baik sobat membeli mendhoan dalam kondisi masih panas atau masih hangat. Atau jika ada sobat yang ingin memasak sendiri, sobat tinggal membelinya di pasar tradisional yang tersebar di wilayah Banyumas atau Purwokerto.

Sekarang mendhoan sudah banyak dikenal di kota lain di Indonesia. Banyak restoran atau kafe yang menyajikan menu mendhoan. Tapi percayalah, hanya mendhoan yang dijual oleh para pedagang kaki lima saja yang sangat terasa nikmatnya. Apalagi jika mendhoan itu kita santap dengan cabai rawit. Benar-benar terasa cita rasa khas Banyumas. 

No comments:

Post a Comment